Kisah Keluarga Petani Tentang Program JKN

Bandar Lampung, – Pahmi (41), seorang Petani asal Kabupaten Tanggamus yang sehari-hari bekerja mengurus kebun pisang dan kopi miliknya. Ia mengaku telah cukup lama terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2015. Pahmi merupakan peserta Program JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Pahmi menceritakan pengalamanya selama memanfaatkan Program JKN. Saat ini Ibunya tengah di Rawat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Kota Bandar Lampung karena sakit stroke.

“Berobat pakai Kartu Indonesia Sehat (KIS) saya sudah hapal betul, karena sudah beberapa kali orang tua dirawat di Rumah Sakit. Sejak orang tua sakit, mulai berobat ke Peskesmas lalu ke Rumah Sakit di Tanggamus sampai dirujuk ke Rumah Sakit Urip Sumoharjo ini semuanya ditanggung oleh Program JKN. Andalan saya Program JKN kalau urusan berobat,” ungkapnya Kamis,(27/04).

Saat ditemui di Rumah Sakit Urip Sumoharjo, Pahmi menceritakan pengalamannya saat ibunya beorbat, mulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau Puskesmas di Desanya hingga pelayanan di Rumah Sakit ini, ia mengaku pelayanan semakin baik dan memuaskan.

“Saya ingat betul dulu harus pakai berkas-berkas fotocopyan apabila mau berobat ke puskesmas ataupun ke rumah sakit, tetapi saat ini layanannya semakin berkembang. Hanya cukup menggunakan KTP atau Aplikasi mobile JKN di HP sekarang sudah bisa dijamin oleh Program JKN,” ceritanya.

Selain digunakan untuk pengobatan ibunya, kartu JKN yang ia dapatkan dari aparat desa ditempat tinggalnya juga pernah digunakan untuk membiayai persalinan istrinya yang dilakukan dengan operasi caesar. Ketika istri akan melahirkan dahulu, setelah diantarkan ke Puskesmas ternyata ada masalah penyulit. Sehingga dokter merujuknya ke Rumah Sakit.

“Waktu istri saya mau melahirkan saya sempat panik, lalu membawanya ke Puskesmas. Sampai di Puskesmas Dokter bilang air ketuban sudah habis, dan harus segera dirujuk ke Rumah Sakit untuk menyelamatkan bayi dan Ibunya. Tanpa fikir berlama-lama saya langsung mengikuti arahan dokter. Alhamdulillah sesampainya di Rumah Sakit istri saya langsung dilakukan tindakan operasi caesar, tidak perlu menunggu terlalu lama dokterpun memanggil saya dan menginfokan bayi saya telah dilahirkan, keadaan bayi dan istri baik” jelasnya.

Dari pengalamannya ini, Pahmi pun mengakui pentingnya memiliki kartu JKN. Bahkan, ia mengatakan kartu JKN menjadi andalannya yang akan selalu digunakan ketika sakit. Untuk itu ia ingin agar seluruh masyarakat menjadi peserta Program JKN.

“Kita tidak tahu kapan kita akan sakit. Mungkin kita sehat-sehat saat ini, tapi belum tau besok atau bulan depan kita sakit. Atau mungkin kita sehat terus, tapi keluarga ada yang sakit. Atas pengalaman menggunakan Program JKN yang sudah saya bagikan ini, semoga masyrakat memahami begitu pentingnya Program JKN ini untuk kita semua. Apalagi pelayanannya dari tahun ke tahun semakin baik,” ungkapnya

Pahmi berharap Pemerintah selalu mendukung Program JKN agar dapat berjalan semakin baik kedepannya. Karena Program JKN ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Saya mengakui puas puas dengan pelayanan Program JKN ini, tanpa mengeluarkan biaya lagi semua sakit bisa dijaminnya. Harapan saya untuk BPJS Kesehatan, agar dapat senantiasa membantu masyarakat khususnya bagi masyarakat kalangan menengah kebawah dalam mengakses pelayanan kesehatan. Semoga BPJS Kesehatan terus selalu ada untuk masyarakat. Juga pelayanan kedepannya semakin baik dan praktis,” tutupnya.