Di Era Gubernur Arinal Pahlawan Nasional Asal Lampung Bertambah Satu

Harapan masyarakat Lampung untuk bisa menambah pahlawan nasional asal Bumi Ruwa Jurai akhirnya terwujud.

Tepat di hari pahlawan tahun ini, Lampung resmi memiliki 2 Pahlawan Nasional, yakni Raden Inten II dan yang terbaru ialah KH Ahmad Hanafiah.

Ahli Waris Menerima Penyematan Gelar Pahlawan Nasional KH Ahmad Hanafiah, oleh Presiden RI Joko Widodo, di Istana Negara, Jumat (9/11/2023)

KH Ahmad Hanafiah, pejuang asal Lampung yang diusulkan Gubernur Lampung ke presiden disetujui dan resmi mendapat gelar pahlawan nasional.

Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar “Pahlawan Nasional” kepada KH Ahmad Hanafiah, pejuang asal Provinsi Lampung tepatnya asal kabupaten lampung timur, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor : 115/TK/Tahun 2023 Tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

Penyematan gelar tersebut dilakukan secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo, kepada Ahli Waris KMS thohir hanafi, pada upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional yang berlangsung di Istana Negara, Jumat (10/11/2023).

Pada penyematan penghargaan itu, turut hadir Sekda Provinsi Lampung Ir. Fahrizal Darminto, MA mewakili gubernur lampung, Bupati Lampung Timur M. Dawam Rahardjo, Rektor UIN Raden Intan Prof. H. Wan Jamaluddin Z M.Ag, Ph.D, serta Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung Drs. Aswarodi M.Si.

KH Ahmad Hanafiah

Sebagai mana diketahui sejak tahun 1987, Lampung hanya memiliki satu pahlawan nasional. Yaitu Radin Inten II.

Selama 36 tahun, belum ada satu pun tokoh Lampung yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Kebuntuan itu berhasil dipecahkan Gubernur Arinal Djunaidi, yang mengusulkan KH Ahmad Hanafiah untuk mendapatkan anugerah gelar Pahlawan Nasional 2023.

Berikut Riwayat singkat Pahlawan Nasional Asal Lampung KH Ahmad Hanafiah :

KH ahmad hanafiah berasal dari Lampung Timur (Lamtim), beliau adalah pejuang kemerdekaan yang berperan besar dalam mempetahankan Republik Indonesia pada masa penjajahan.

Bahkan, KH Ahmad Hanafiah mendirikan organisasi pejuang bernama Laskar Hizbullah sebagai media pendidikan paramiliter bagi pemuda santri.

Dia juga memiliki sejumlah pengalaman, diantaranya pada masa penjajahan Jepang, ia menjadi anggota Chou Sangi Kai di Karesidenan Lampung pada tahun 1945-1946.

Selain itu, dia juga menjadi ketua Partai Masyumi, pimpinan Hizbullah Kewedana Sukadana dan anggota DPR Karesidenan Lampung pada tahun 1946-1947.

Puncaknya, KH Ahmad Hanafiah ikut melawan Agresi Belanda menjelang malam 17 Agustus 1947 di Front Kamerung, Baturaja, Sumatera Selatan. Dia pun gugur saat itu. (**)